Pengajian yang diisi penceramah Sugi Nur alias Gus Nur di Masjid Al Huda Talpitu, Karangpandan, Karanganyar, Solo, Jumat (14/9/2018) malam rusuh.
Banser NU berusaha membubarkannya.
“Pengajian Cak Nur ini memang dari pagi sudah di prediksi tidak akan kondusif, karena dari pagi sudah ada beberapa banser yang mendatangi Polsek Karangpandan yang keberatan dengan pengajian Cak Nur ini,” kata panitia pengajian, Suroto alias Cak Roto.
Cak Roto mengungkapkan, pengajian yang diisi ceramah oleh Cak Nur dijaga puluhan polisi lengkap dengan mobil water canon. Pengajian juga dikawal ratusan laskar dari berbagai ormas.
“Ditengah tengah Cak Nur ceramah tiba-tiba suasana di luar masjid menjadi panas, ratusan laskar tiba-tiba berteriak yel-yel perjuangan,” ujar Cak Roto.
Setelah dicek, ternyata ada ratusan oknum Pagas Nusa yang berusaha membubarkan pengajian tersebut. Suasana memanas, tidak kondusif. Adu fisik dan lempar batu pun terjadi.
Cak Roto mengungkapkan, pengajian yang diisi ceramah oleh Cak Nur dijaga puluhan polisi lengkap dengan mobil water canon. Pengajian juga dikawal ratusan laskar dari berbagai ormas.
“Ditengah tengah Cak Nur ceramah tiba-tiba suasana di luar masjid menjadi panas, ratusan laskar tiba-tiba berteriak yel-yel perjuangan,” ujar Cak Roto.
Setelah dicek, ternyata ada ratusan oknum Pagas Nusa yang berusaha membubarkan pengajian tersebut. Suasana memanas, tidak kondusif. Adu fisik dan lempar batu pun terjadi.
Cak Nur diamankan oleh Kapolsek dan langsung dibawa masuk ke mobil baracuda lalu dievakuasi ke kantor Polres Karanganyar.
“Intinya, pengajian ini sebenarnya baik-baik saja, jamaah tumpah ruah, pengajiannya cair dan adem, bahkan pak Kapolsek sendiri ikut hadir duduk di dalam masjid itu sendiri,” ucap Cak Roto.
Dia mengaku, pihak kepolisian bekerja sangat profesional dan sesuai prosedur. Meski begitu, dengan pertimbangan keamanan, tim admin Cak Nur membatalkan semua sisa agenda safari dakwah Cak Nur di Jawa Tengah.
“Malam ini pun Cak Nur dijadwalkan langsung take off ke Jakarta,” pungkas Cak Roto
Polisi Bantah Rusuh
Kabar pengajian Gus Nur rusuh itu ditepis oleh kepolisian setempat. Kapolsek Karangpandan, AKP Ibariyadi, mengatakan, pengajian berjalan sampai selesai. Dimulai usai salat Isya, pengajian rampung sekitar pukul 21.30 WIB.
Dia membenarkan memang ada penolakan dari sekelompok orang di tengah pengajian. Namun kedatangan sekelompok orang itu tidak membuat pengajian berhenti.
"Hanya teriak-teriak saja di luar. Tidak sampai dibubarkan. Saya langsung berada di lokasi kejadian," katanya.
Sedikitnya ada 30 aparat dari kepolisian dan TNI yang mengamankan acara tersebut. Sedangkan peserta pengajian, kata Ibariyadi, diikuti lebih dari 300 orang.
"Tidak ada dibubarkan, memang pengajiannya sudah selesai, lalu kami antar Gus Nur pulang," ujarnya.
Kapolsek juga mengatakan tidak ada aksi lempar batu. Meskipun, dari panitia menyebut ada satu orang yang kepalanya terluka terkena lemparan batu.
Panitia pengajian, Suroto alias Cak Roto, mengatakan materi ceramah sama sekali tidak menyangkut politik. Inti dari ceramah ialah mengajak masyarakat berhijrah dan menjauhi kemusyrikan.
Menurutnya, sekelompok orang yang datang cukup mengganggu karena berteriak-teriak saat pengajian berlangsung. Mereka meneriakkan yel-yel seperti 'NKRI Harga Mati'.
"Sebenarnya aman saja, tidak ada evakuasi. Tapi karena khawatir terjadi apa-apa, polisi mengantarkan Gus Nur pas pulangnya," pungkasnya. (swamedium/detikcom).*
“Intinya, pengajian ini sebenarnya baik-baik saja, jamaah tumpah ruah, pengajiannya cair dan adem, bahkan pak Kapolsek sendiri ikut hadir duduk di dalam masjid itu sendiri,” ucap Cak Roto.
Dia mengaku, pihak kepolisian bekerja sangat profesional dan sesuai prosedur. Meski begitu, dengan pertimbangan keamanan, tim admin Cak Nur membatalkan semua sisa agenda safari dakwah Cak Nur di Jawa Tengah.
“Malam ini pun Cak Nur dijadwalkan langsung take off ke Jakarta,” pungkas Cak Roto
Polisi Bantah Rusuh
Kabar pengajian Gus Nur rusuh itu ditepis oleh kepolisian setempat. Kapolsek Karangpandan, AKP Ibariyadi, mengatakan, pengajian berjalan sampai selesai. Dimulai usai salat Isya, pengajian rampung sekitar pukul 21.30 WIB.
Dia membenarkan memang ada penolakan dari sekelompok orang di tengah pengajian. Namun kedatangan sekelompok orang itu tidak membuat pengajian berhenti.
"Hanya teriak-teriak saja di luar. Tidak sampai dibubarkan. Saya langsung berada di lokasi kejadian," katanya.
Sedikitnya ada 30 aparat dari kepolisian dan TNI yang mengamankan acara tersebut. Sedangkan peserta pengajian, kata Ibariyadi, diikuti lebih dari 300 orang.
"Tidak ada dibubarkan, memang pengajiannya sudah selesai, lalu kami antar Gus Nur pulang," ujarnya.
Kapolsek juga mengatakan tidak ada aksi lempar batu. Meskipun, dari panitia menyebut ada satu orang yang kepalanya terluka terkena lemparan batu.
Panitia pengajian, Suroto alias Cak Roto, mengatakan materi ceramah sama sekali tidak menyangkut politik. Inti dari ceramah ialah mengajak masyarakat berhijrah dan menjauhi kemusyrikan.
Menurutnya, sekelompok orang yang datang cukup mengganggu karena berteriak-teriak saat pengajian berlangsung. Mereka meneriakkan yel-yel seperti 'NKRI Harga Mati'.
"Sebenarnya aman saja, tidak ada evakuasi. Tapi karena khawatir terjadi apa-apa, polisi mengantarkan Gus Nur pas pulangnya," pungkasnya. (swamedium/detikcom).*
Post a Comment