DISKUSI ULAMA SYIAH DENGAN ULAMA ISLAM
Telah diadakan diskusi antara delapan ulama Syiah dengan ulama Ahlus Sunnah atas undangan Presiden Iran.
Diskusi ini diadakan untuk mengetahui titik perbedaan antara dua kelompok tersebut.
Kemudian mereka bertanya : “Kenapa kamu membawa sendalmu ke dalam sini?”
Orang itu menjawab : “Saya tahu bahwa di zaman Rasulullah SAW orang Syiah itu suka mencuri sendal."
Para ulama Syiah saling pandang terheran-heran akan jawaban itu.
Ulama Syiah kemudian berkata : “Bagaimana mungkin? Di zaman Rasulullah SAW kan belum ada Syiah?”
Orang itu berkata lagi : “Kalau begitu diskusi ini telah selesai... Dari manakah datangnya ajaran agama kalian, kalau di zaman Rasulullah SAW tidak ada Syiah?”
Semua ulama Syiah terdiam.
Kisah di atas ada juga versi Syi'ahnya lho! Katanya, kisah tersebut aslinya menceritakan seorang tokoh Syia'h bernama Allamah Hilli.
Telah diadakan diskusi antara delapan ulama Syiah dengan ulama Ahlus Sunnah atas undangan Presiden Iran.
Diskusi ini diadakan untuk mengetahui titik perbedaan antara dua kelompok tersebut.
Ketika seluruh ulama Syiah telah hadir, akan tetapi tidak ada satu pun ulama Sunni (Ahlus Sunnah) yang datang. Tiba-tiba masuklah seseorang sambil membawa sendal di ketiaknya. Para ulama Syiah terheran-heran.
Kemudian mereka bertanya : “Kenapa kamu membawa sendalmu ke dalam sini?”
Orang itu menjawab : “Saya tahu bahwa di zaman Rasulullah SAW orang Syiah itu suka mencuri sendal."
Para ulama Syiah saling pandang terheran-heran akan jawaban itu.
Ulama Syiah kemudian berkata : “Bagaimana mungkin? Di zaman Rasulullah SAW kan belum ada Syiah?”
Orang itu berkata lagi : “Kalau begitu diskusi ini telah selesai... Dari manakah datangnya ajaran agama kalian, kalau di zaman Rasulullah SAW tidak ada Syiah?”
Semua ulama Syiah terdiam.
Orang yang datang membawa sendal tersebut adalah Ahmed Deedat, ulama, da’i, kristolog dunia dan guru dari Dr. Zakir Naik.
Kisah versi Syi'ah
Hilli diundang oleh salah seorang raja Dinasti Ilkhanid, Khodabande, untuk menjelaskan tentang sebuah perkara fikih, yakni talak tiga dalam satu lafaz.
Suatu hari sang raja mengumpulkan ulama empat mazhab Ahlus Sunah di dalam istana. Ketika Allamah Hilli masuk, ia membawa masuk sandal bersamanya.
Ketika ditanya kenapa allamah membawa sandalnya masuk, Allamah Hilli mengatakan, “Aku takut sandalku dicuri oleh pengikut Hanafi sebagaimana Abu Hanifah mencuri sandal Rasulullah.”
Jawaban Allamah membuat ulama Hanafi bangkit dan memprotes karena bagaimana mungkin hal itu terjadi karena Abu Hanifah lahir 100 tahun setelah rasul wafat.
Allamah Hilli mengatakan, “Oh, maaf! Imam Syafii yang mencuri.” Ini juga diprotes oleh ulama Syafii dengan dalil yang sama dengan ulama Hanafi dan seterusnya hingga keempat mazhab.
Setelah semuanya protes, Allamah Hilli langsung berbicara kepada raja dan keempat ulama mazhab sependapat bahwa imam-imam mereka tidak hidup pada zaman Rasulullah.
HOAX?
Dari dua kisah di atas, mana uang lebih masuk akal? Kisah pertama lebih masuk akal. Kisah kedua GJ, gak jelas maksud dan tujuannya!
Suatu hari sang raja mengumpulkan ulama empat mazhab Ahlus Sunah di dalam istana. Ketika Allamah Hilli masuk, ia membawa masuk sandal bersamanya.
Ketika ditanya kenapa allamah membawa sandalnya masuk, Allamah Hilli mengatakan, “Aku takut sandalku dicuri oleh pengikut Hanafi sebagaimana Abu Hanifah mencuri sandal Rasulullah.”
Jawaban Allamah membuat ulama Hanafi bangkit dan memprotes karena bagaimana mungkin hal itu terjadi karena Abu Hanifah lahir 100 tahun setelah rasul wafat.
Allamah Hilli mengatakan, “Oh, maaf! Imam Syafii yang mencuri.” Ini juga diprotes oleh ulama Syafii dengan dalil yang sama dengan ulama Hanafi dan seterusnya hingga keempat mazhab.
Setelah semuanya protes, Allamah Hilli langsung berbicara kepada raja dan keempat ulama mazhab sependapat bahwa imam-imam mereka tidak hidup pada zaman Rasulullah.
HOAX?
Dari dua kisah di atas, mana uang lebih masuk akal? Kisah pertama lebih masuk akal. Kisah kedua GJ, gak jelas maksud dan tujuannya!
Post a Comment