Pemblokiran Situs Islam Kian Jauhkan Jokowi dari Umat Islam. Demikian dikemukakan Pembina Situs gemaislam.com yang turut diblokir, Yusuf Ustman, di Jakarta, Kamis (2/4).
Dia mengatakan, pemblokiran situs tidaklah merugikan karena pihaknya akan dengan mudah mengganti alamat situs baru.
"Buat kami kerugiannya tidak berat karena kami mudah saja mengganti nama lalu share lagi ke media sosial," kata dia. Orang-orang yang sering membukagemaislam.com pasti akan kembali lagi karena tahu kami berubah nama.
"Yang kasihan adalah dampak nasionalnya. Kasihan Pak Jokowi karena akan semakin dijauhi umat Islam karena beliau terkesan merugikan umat Islam. Sosok presiden semakin jauh dari hati muslimin yang jumlahnya 200 juta lebih," kata dia.
Situs gemaislam.com memulai debutnya pada 1990-an dengan penerbitan majalah, lalu pada 2012 memulai merambah dunia jaringan internet.
Jumlah reporter dan kontributor media yang berbasis di Jalan Pedati, Jakarta Timur, itu sebanyak 15 orang. Perekrutan reporter diutamakan mereka yang menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab untuk kepentingan penerjemahan berita Islami dari situs di luar negeri, selain memiliki pemahaman baik mengenai Agama Islam.
"Meskipun diblokir, kami akan tetap membuat tulisan," katanya seperti dikutip bisnis.com.
Utsman mengatakan, pemblokiran situs Islam merupakan preseden buruk bagi kebebasan berpendapat dan berekspresi di Indonesia.
Situs gemaislam.com bersama sejumlah situs dakwah lainnya seperti hidayatullah.com, eramuslim.com, panjimas.com, dan dakwatuna.com diblokir Kemenkominfo atas rekomendadi BNPT dengan tuduhan menyebarkan radikalisme.
Namun, pemblokiran itu tidak efektif dan justru kontraproduktif. Selain kian mempopulerkan situs-situs Islam yang dibredel, pemblokiran situs Islam justru makin menegaskan kecenderungan anti-Islam rezim Jokowi yang didominasi PDIP.*
Dia mengatakan, pemblokiran situs tidaklah merugikan karena pihaknya akan dengan mudah mengganti alamat situs baru.
"Buat kami kerugiannya tidak berat karena kami mudah saja mengganti nama lalu share lagi ke media sosial," kata dia. Orang-orang yang sering membukagemaislam.com pasti akan kembali lagi karena tahu kami berubah nama.
"Yang kasihan adalah dampak nasionalnya. Kasihan Pak Jokowi karena akan semakin dijauhi umat Islam karena beliau terkesan merugikan umat Islam. Sosok presiden semakin jauh dari hati muslimin yang jumlahnya 200 juta lebih," kata dia.
Situs gemaislam.com memulai debutnya pada 1990-an dengan penerbitan majalah, lalu pada 2012 memulai merambah dunia jaringan internet.
Jumlah reporter dan kontributor media yang berbasis di Jalan Pedati, Jakarta Timur, itu sebanyak 15 orang. Perekrutan reporter diutamakan mereka yang menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab untuk kepentingan penerjemahan berita Islami dari situs di luar negeri, selain memiliki pemahaman baik mengenai Agama Islam.
"Meskipun diblokir, kami akan tetap membuat tulisan," katanya seperti dikutip bisnis.com.
Utsman mengatakan, pemblokiran situs Islam merupakan preseden buruk bagi kebebasan berpendapat dan berekspresi di Indonesia.
Situs gemaislam.com bersama sejumlah situs dakwah lainnya seperti hidayatullah.com, eramuslim.com, panjimas.com, dan dakwatuna.com diblokir Kemenkominfo atas rekomendadi BNPT dengan tuduhan menyebarkan radikalisme.
Namun, pemblokiran itu tidak efektif dan justru kontraproduktif. Selain kian mempopulerkan situs-situs Islam yang dibredel, pemblokiran situs Islam justru makin menegaskan kecenderungan anti-Islam rezim Jokowi yang didominasi PDIP.*
Post a Comment