Hastag atau tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden lebih populer dari #01JokowiLagi menurut survei terbaru Charta Politika.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, tagar 2019 Ganti Presiden lebih populer dibanding tagar 01 Jokowi Lagi dengan keungguan 75 persen berbanding 58%.
"Kalau kita lihat seberapa besar sih penetrasi 2019 Ganti Presiden? Yang mengetahui 75 persen, yang setuju 44,1 persen, yang tidak setuju 41,4 persen. Jadi ini angka dari keseluruhan 75 persen," katanya dikutip detik.com, Rabu (16/1/2018).
Yunarto menambahkan, tagar 01 Jokowi Lagi di angka 58,3 persen. "Angkanya 58,3 persen," lanjutnya.
Survei tersebut dilakukan pada 22 Desember 2018 sampai 2 Januari 2019. Survei dilakukan kepada 2.000 responden dari 34 provinsi yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei +- 2,19%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Yunarto menjelaskan tagar pro-Jokowi kalah karena tagar ganti presiden sudah lebih menggema dan berpengaruh lebih besar.
Tagar ganti presiden bukan hanya menampung pro-Prabowo, tapi juga menampung ke massa pemilih yang antiincumbent atau anti-Jokowi.
Data Wikipedia menyebutkkan, #2019GantiPresiden merupakan tagar yang diciptakan oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.
#2019GantiPresiden diperkenalkan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Sebelumnya, sebuah gerakan bernama sama juga diluncurkan oleh Mardani di akun Twitter pribadinya pada 27 Maret 2018. Mardani menyebutkan, tagar ini meniru kesuksesan pemain Liverpool, Mohamed Salah.
Mardani juga menyebut tagar ini merupakan antitesis dari kampanye pendukung Joko Widodo di media sosial.*
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, tagar 2019 Ganti Presiden lebih populer dibanding tagar 01 Jokowi Lagi dengan keungguan 75 persen berbanding 58%.
"Kalau kita lihat seberapa besar sih penetrasi 2019 Ganti Presiden? Yang mengetahui 75 persen, yang setuju 44,1 persen, yang tidak setuju 41,4 persen. Jadi ini angka dari keseluruhan 75 persen," katanya dikutip detik.com, Rabu (16/1/2018).
Yunarto menambahkan, tagar 01 Jokowi Lagi di angka 58,3 persen. "Angkanya 58,3 persen," lanjutnya.
Survei tersebut dilakukan pada 22 Desember 2018 sampai 2 Januari 2019. Survei dilakukan kepada 2.000 responden dari 34 provinsi yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei +- 2,19%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Yunarto menjelaskan tagar pro-Jokowi kalah karena tagar ganti presiden sudah lebih menggema dan berpengaruh lebih besar.
Tagar ganti presiden bukan hanya menampung pro-Prabowo, tapi juga menampung ke massa pemilih yang antiincumbent atau anti-Jokowi.
Data Wikipedia menyebutkkan, #2019GantiPresiden merupakan tagar yang diciptakan oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.
#2019GantiPresiden diperkenalkan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Sebelumnya, sebuah gerakan bernama sama juga diluncurkan oleh Mardani di akun Twitter pribadinya pada 27 Maret 2018. Mardani menyebutkan, tagar ini meniru kesuksesan pemain Liverpool, Mohamed Salah.
Mardani juga menyebut tagar ini merupakan antitesis dari kampanye pendukung Joko Widodo di media sosial.*
Post a Comment