Caleg DPRD DKI Jakarta dari PDIP Doddy Akhmadsyah Matondang dinilai menista agama Islam karna joget sambil menginjak sajadah.
Meski sajadah sudah rusak, sajadah adalah simbol Islam. Mestinya, jika dia seorang Muslim, harusnye PEKA terhadap sajadah yang fungsinya untuk alas sholat. Joget di atas sajadah, merupakan penistaan.
Dalam video viral, tampak 4 emak-emak berjoget sambil menginjak sajadah di Cengkareng, Jakarta Barat. Alasan emak-emak joget sambil injak sajadah, karena sajadah itu sudah rusak.
Kapolsek Cengkareng, Kompol Khoiri mengatakan, kejadian emak-emak joget sambil injak sajadah terjadi Minggu (17/2/2019).
Khoiri menerangkan, sajadah tersebut telah dipotong menjadi kecil. Alasannya sajadah sudah tidak layak untuk digunakan. Karena hujan, akhirnya potongan karpet tersebut digunakan untuk senam.
"Itu kan kejadian tiga tahun lalu karena ada karpet panjang sudah rusak, musalanya sedang direnovasi, dipotong dan digunakan untuk alas kaki, ganjal kaca dan ada saat itu memang ada kegiatan senam dipakai di atas panggung dah itu aja," jelas Khoiri saat dikonfirmasi, Selasa (19/2/2019).
Ada 5 orang yang terlibat dalam aksi goget emak-emak sambil injak sajadah itu. Salah satunya adalah Caleg DPRD DKI Jakarta dari PDIP Doddy Akhmadsyah Matondang.
Sebuah video senam goyang pinggul emak-emak di atas sajadah salat dikecam netizen. Netizen mendoakan para perempuan yang tengah senam sembari menginjak sajadah terkena azab.
Video tersebut berdurasi 45 detik disebar oleh akun Twitter @PanglimaHansip (18/2/2019).
Dalam video itu, 3 perempuan di atas panggung itu pun sempat mengajak peserta senam lainnya untuk naik ke atas panggung. Si pengunggah video tidak menyebutkan lokasi senam tersebut.
"Ini kenapa gua kaga demen nih partai... gerwani pada joged diatas sajadah provokasi terus #CapresO1Bohong," kicau @PanglimaHansip.
Di video itu juga nampak sebuah spanduk merah. Namun tidak jelas gambar spanduk tersebut. Hanya saja diduga spanduk itu adalah spanduk kampanye.
"@PanglimaHansip @Nadya98522998 Semoga diturunkan azab yg perih kepada pelakunya," kicau @anakRan37291421.
"Apa coba maksudnya harus joget diatas sajadah begitu? Terlihat sekali itu diletakan dgn sengaja... Ada yg bisa jelaskan alasannya?? #BuktiRezimAntiIslam," @bathosai1.
"Diinjak-injak itu kan namanya penistaan," ujar Anggota Komisi III DPR RI asal Fraksi PKS, Nasir Djamil di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (Selasa, 19/2).
Nasir menyebutkan injak-injak sajadah tersebut harus ada tindak lanjut, baik secara hukum ataupun sanksi sosial supaya tidak terulang lagi.
PKS akan segera menginiasiasi terbentuknya Rancangan Undang-Undang Perlindungan Simbol Keagamaan dan Aktivitas Pendakwah Agama.
"Harus ada regulasi yang mengatur menjaga dan melindungi ulama dan simbol-simbol agama di Indonesia," demikian Nasir Djamil.
Namun, Politisi Partai Gerindra, Muhammad Syafii, memastikan Doddy tidak akan terkena proses hukum.
“Kita pastikan pelakunya karena bukan pendukung 02, maka tidak diproses hukum,” ucap Romo dikutip dari RMOL, Selasa (19/2/2019).
Anggota Komisi III DPR itu menyatakan, berbagai kasus hukum yang saat ini terjadi kerap kali menguap manakala pelaku atau pelanggar hukum adalah pundukung pasangan capres-cawapres petahana.
Sedangkan jika pelakunya adalah pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, maka langsung cepat diproses dan dijadikan tersangka.
“Coba kalau pelakunya pendukung 02, pasti itu cepat diproses,” sindirnya.
Doddy Akhmadsyah Matondang sendiri sudah meminta maaf melalui unggahan video di akun Instagramnya, @doddyakhmadsyah.
"Saya Doddy Akhmahsyah ingin mengucapkan permohonan maaf seebesar-besarnya atas isi dari video yang viral selama dua hari ini yang dimana dalam video senam tersebut," kata Doddy.
"Saya dengan kekhilafan saya, dengan tanpa kesengajaan, tanpa kesadaran saya. Saya berada berativitas di atas sajadah yang menurut panitia itu suddah tidak dipakai lagi. Di samping itu saya salah, dan mengakui kesalahan saya, ke depannya saya memohon doa, supaya saya tidak lagi mengulangi kesalahan," tuturnya.
Meski sajadah sudah rusak, sajadah adalah simbol Islam. Mestinya, jika dia seorang Muslim, harusnye PEKA terhadap sajadah yang fungsinya untuk alas sholat. Joget di atas sajadah, merupakan penistaan.
Dalam video viral, tampak 4 emak-emak berjoget sambil menginjak sajadah di Cengkareng, Jakarta Barat. Alasan emak-emak joget sambil injak sajadah, karena sajadah itu sudah rusak.
Kapolsek Cengkareng, Kompol Khoiri mengatakan, kejadian emak-emak joget sambil injak sajadah terjadi Minggu (17/2/2019).
Khoiri menerangkan, sajadah tersebut telah dipotong menjadi kecil. Alasannya sajadah sudah tidak layak untuk digunakan. Karena hujan, akhirnya potongan karpet tersebut digunakan untuk senam.
"Itu kan kejadian tiga tahun lalu karena ada karpet panjang sudah rusak, musalanya sedang direnovasi, dipotong dan digunakan untuk alas kaki, ganjal kaca dan ada saat itu memang ada kegiatan senam dipakai di atas panggung dah itu aja," jelas Khoiri saat dikonfirmasi, Selasa (19/2/2019).
Ada 5 orang yang terlibat dalam aksi goget emak-emak sambil injak sajadah itu. Salah satunya adalah Caleg DPRD DKI Jakarta dari PDIP Doddy Akhmadsyah Matondang.
Sebuah video senam goyang pinggul emak-emak di atas sajadah salat dikecam netizen. Netizen mendoakan para perempuan yang tengah senam sembari menginjak sajadah terkena azab.
Video tersebut berdurasi 45 detik disebar oleh akun Twitter @PanglimaHansip (18/2/2019).
Dalam video itu, 3 perempuan di atas panggung itu pun sempat mengajak peserta senam lainnya untuk naik ke atas panggung. Si pengunggah video tidak menyebutkan lokasi senam tersebut.
"Ini kenapa gua kaga demen nih partai... gerwani pada joged diatas sajadah provokasi terus #CapresO1Bohong," kicau @PanglimaHansip.
Di video itu juga nampak sebuah spanduk merah. Namun tidak jelas gambar spanduk tersebut. Hanya saja diduga spanduk itu adalah spanduk kampanye.
"@PanglimaHansip @Nadya98522998 Semoga diturunkan azab yg perih kepada pelakunya," kicau @anakRan37291421.
"Apa coba maksudnya harus joget diatas sajadah begitu? Terlihat sekali itu diletakan dgn sengaja... Ada yg bisa jelaskan alasannya?? #BuktiRezimAntiIslam," @bathosai1.
"Diinjak-injak itu kan namanya penistaan," ujar Anggota Komisi III DPR RI asal Fraksi PKS, Nasir Djamil di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (Selasa, 19/2).
Nasir menyebutkan injak-injak sajadah tersebut harus ada tindak lanjut, baik secara hukum ataupun sanksi sosial supaya tidak terulang lagi.
PKS akan segera menginiasiasi terbentuknya Rancangan Undang-Undang Perlindungan Simbol Keagamaan dan Aktivitas Pendakwah Agama.
"Harus ada regulasi yang mengatur menjaga dan melindungi ulama dan simbol-simbol agama di Indonesia," demikian Nasir Djamil.
Namun, Politisi Partai Gerindra, Muhammad Syafii, memastikan Doddy tidak akan terkena proses hukum.
“Kita pastikan pelakunya karena bukan pendukung 02, maka tidak diproses hukum,” ucap Romo dikutip dari RMOL, Selasa (19/2/2019).
Anggota Komisi III DPR itu menyatakan, berbagai kasus hukum yang saat ini terjadi kerap kali menguap manakala pelaku atau pelanggar hukum adalah pundukung pasangan capres-cawapres petahana.
Sedangkan jika pelakunya adalah pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, maka langsung cepat diproses dan dijadikan tersangka.
“Coba kalau pelakunya pendukung 02, pasti itu cepat diproses,” sindirnya.
Doddy Akhmadsyah Matondang sendiri sudah meminta maaf melalui unggahan video di akun Instagramnya, @doddyakhmadsyah.
"Saya Doddy Akhmahsyah ingin mengucapkan permohonan maaf seebesar-besarnya atas isi dari video yang viral selama dua hari ini yang dimana dalam video senam tersebut," kata Doddy.
"Saya dengan kekhilafan saya, dengan tanpa kesengajaan, tanpa kesadaran saya. Saya berada berativitas di atas sajadah yang menurut panitia itu suddah tidak dipakai lagi. Di samping itu saya salah, dan mengakui kesalahan saya, ke depannya saya memohon doa, supaya saya tidak lagi mengulangi kesalahan," tuturnya.
Post a Comment