Partai baru di Pemilu 2019, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), meniru partai-partai anti-Islam di Eropa untuk mendongkrak popularitas.
PSI mengabaikan kontroversi di kalangan ulama Islam tentang mengucapkan selamat natal. Sebagian ulama membolehkan, sebagian lainnya mengharamkan karena ucapan selamat natal sama dengan membenarkan atau menyetujui kepercayaan umat Kristen.
Namun, PSI lupa, Eropa mayoritas non-Muslim (Kristen) sehingga bisa mencapai tujuan dengan narasi-narasi dan wacana anti-Islamnya.
PSI lupa --maklum mereka politikus baru "bau kencur", Indonesia mayoritas Muslim. Sikap dan pernyataan-pernyataan anti-Islamnya selama ini justru akan membuatnya hancur. Diprediksi, PSI yang sering bertingkah kontroversial ini tidak akan dapat kursi atau tidak lolos Electoral Threshold (ET).
PSI terindikasi anti-Islam. PSI boleh saja berdalih, bahwa pengurus, kader, atau calegnya banyak yang muslim, bahkan mungkin ada ustadz dan muslimah bercadar, namun itu HANYA KEDOK. Sejatinya, PSI memang anti-Islam.
Dilansir laman Hidayatullah, PSI berpotensi jadi partai anti-agama, setidaknya jadi partai anti-Islam.
Pernyataan Ketua Umum PSI Grace Natalie, bahwa “PSI tidak akan pernah mendukung perda-perda Injil atau perda-perda Syariah”, menunjukkan adanya indikasi dan patut diduga yang bersangkutan dan partainya adalah tidak memahami makna umat beragama dan agama yang dianut di Indonesia, dan dilindungi oleh UUD 1945 dan UU yang berlaku di Indonesia.
Menurutnya, pernyataan Grace seperti itu jelas bisa berpotensi menyinggung pemeluk mayoritas agama Islam di negri ini.
Disebutkan Grace mengatakan “keberadaan perda-perda syariat maupun Injil dapat membatasi kebebasan masyarakat. Misalnya, perda semacam itu bisa memaksa siswa untuk berbusana tertentu hingga dapat membatasi kebebasan umat dalam beribadah. Ini kami ingin perangi.”
Melanjutkan propaganda anti-Islamnya, PSI juga menyatakan menentang poligami yang jelas-jelas dibolehkan dalam Islam.
Terbaru, PSI mengeluarkan instruksi untuk seluruh kader, anggota, dan calon anggota legislatif yang beragama Islam agar mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.
"Saya instruksikan kepada seluruh anggota, kader, pengurus, dan caleg PSI yang beragama Islam agar mengucapkan selamat Natal dan bersilaturahim kepada kawan-kawan beragama Kristen dari partai mana pun dan dari pendukung capres siapa pun." Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni.
PSI mengabaikan kontroversi di kalangan ulama Islam tentang mengucapkan selamat natal. Sebagian ulama membolehkan, sebagian lainnya mengharamkan karena ucapan selamat natal sama dengan membenarkan atau menyetujui kepercayaan umat Kristen.
PSI tidak menjanjikan apa-apa bagi kebaikan bangsa dan negara ini. Upaya mencari popularitas dengan sikap anti-Islam takkan berhasil mendongkrak raihan suara di pemilu nanti. Lihat saja. Belum duduk di legislatif aja udah banyak tingkah, bikin muak aja!
Hasil Survei Indikator menyatakan, perolehan suara PSI hanya 0,2 persen alias jauh di bawah Electoral Threshold dan gagal lolos ke Senayan. PSI akan bubar usai Pemilu 2019. Wkwkwkwk....!
Post a Comment