Prabowo bertanya balik kepada Jokowi dalam debat Pilpres 2019 soal UNICORN. Masalahnya, selain "unicorn", ada istilah yang mirip, yakni UNICON.
Sedangkan Jokowi menyebutnya "yu-ni-kon". Padahal, yang dimaksud "yuu-ni-kawrn". Karena bahasa Inggris Jokowo jelek, maka Prabowo pun ingin memastikan, yang dimaksud UNICON atau UNICORN?
Kubu Jokow seolah mendapatkan bahan untuk mengolok-olok pak Prabowo. Dikiranya, Prabowo tidak paham apa itu Unicorn. Padahal, justru Jokowi yang tidak fasih mengucapkan "Unicorn". Jadi, siapa yang bodoh? Jokowi dan pendukungnya!
Sedangkan Unicorn itu adalah makhluk mitologi yang menyerupai kuda yang mempunyai tanduk tunggal di tengah kepalanya.
Dalam konteks debat kemarin, maksud Unicorn adalah sebuah perusahaan start-up yang usianya kurang dari 10 tahun, namun valuation-nya oleh investor atau publik sudah melebihi $ 1 milyar (atau Rp 14 trilyun).
Jadi, kalau dikatakan Prabowo itu tidak tahu apa Unicorn, maka itu keterlaluan sekali, karena beliau itu dari SD s/d SMA sekolah di luar negeri terus di mana telinganya terbiasa dengan mendengar pronounciation yang benar.
Ayahandanya Prabowo adalah doktor ilmu ekonomi lulusan Nederlandse Economise Hogeschool, Rotterdam, tahun 1943, dengan disertasi berjudul "Het Volkscredietwezen in de Depressie".
Yang tidak paham IT --dan bisanya cuma belanja menghabiskan uang di online shops (olshop), namun have no idea tentang bagaimana hakikatnya cara kerja olshop itu, pasti akan ikut-ikutan mentertawakan Prabowo seperti pendukung petahana di TKP, karena beliau mengatakan Unicorn ini akan menjadi peluang keluarnya uang Indonesia ke luar negeri.
Maka jawaban pak PS: "Silahkan anda tertawa, tapi ini masalah bangsa!" itu sudah sangat tepat.
Mengapa?
Let's see... !!! Lazada itu milik siapa mayoritas sahamnya? Tokopedia itu milik siapa mayoritas sahamnya? OLX itu milik siapa?
Ketahui ya, investasi saham besar untuk dunia eCommerce di Indonesia mayoritas dilakukan oleh asing, terutama Mr Jack Ma dari RRC.
Begitu juga berbagai jenis layanan aplikasi berbayar, hampir semua mayoritas sahamnya dimiliki oleh asing. Memang hosting web itu kebanyakan adalah lokal, seperti: IDWEBHOST, RUMAHWEB, etc… tetapi mereka juga membeli cloudspace dari luar negeri, seperti dari Singapura, US, dll...
Belum lagi jika sudah dicodingkan CMS kemudian jadi sebuah olshop berbasis web, didukung dengan aplikasi mobile, dan… voilĂ …! Tetiba saja perusahaan olshop tersebut sudah dilirik oleh investor luar negeri, dibeli, dan tentunya keuntungannya yang pasti akan mereka bawa ke negeri asalnya?
Ingat, di Bali beberapa waktu lalu, ada wisatawan RRC yang berbelanja dengan WeChat Pay. Keuntungannya pasti akan lari ke China. Itu belum taken into consideration broker perusahaan pariwisata RRC yang licik / curang.
So kalau Lazada sahamnya terbesar dimiliki Alibaba, yang punya Mr Jack Ma, belum yang lain juga dimiliki oleh orang asing, maka sangat-sangat jelas perkataan pak PS itu adalah amat kuat dasarnya!
Intinya, pengembangan startup Unicorn untuk bisnis online, harus diawasi dengan cermat, karena kalau salah-salah, tahu-tahu ada akuisisi oleh investor asing yang ujung-ujungnya akan merugikan orang Indonesia!
Dikutip detik.com, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menjelaskan alasan sang capres bertanya-tanya soal istilah unicorn yang dilontarkan capres Joko Widodo (Jokowi) dalam debat kedua.
BPN balas menuding pelafalan Jokowi tak jelas.
"Pak Prabowo ingin memastikan unicon apa unicorn," ujar Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria, kepada wartawan, Senin (18/2/2019).
Riza mengatakan, Prabowo bingung dengan pernyataan Jokowi soal unicorn. Sebab, kata dia, pelafalan unicorn oleh Jokowi hampir mirip dengan unicon.
"Nggak jelas itu pertanyaan. Pak Jokowi lupa, Pak Prabowo itu pinter Bahasa Inggris, Jerman, Prancis. Sementara Pak Jokowi bahasa Inggris aja masih belepotan," katanya.
"Pak Jokowi nggak clear nyebutnya," imbuh Riza.
Ketua DPP Partai Gerindra itu pun menegaskan bahwa sang ketum sangat memahami persoalan unicorn. Apalagi, seminggu sebelum debat Prabowo bertemu dengan para pelaku unicorn.
Dalam istilah startup atau perusahaan rintisan, unicorn adalah startup yang valuasinya lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Saat ini, ada 4 startup unicorn yang dimiliki Indonesia dan sering disebut-sebut Jokowi, yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka.
"Jadi Pak Prabowo menguasai unicorn. Makanya ketika dibahas unicorn salah satu tanggapan Pak Prabowo jangan buru-buru dikenakan pajak. Karena kan ini bisnis baru berkembang. Jangan semua serba dipajakin. Ini Pak Prabowo mengerti betul. Justru Pak Prabowo mengerti betul yang substansi," tuturnya.
Jadi, jelas ya, Pabowo Bukan Tak Paham Unicorn, Tapi Jokowi yang Salah Ucap. Jangan-jangan, Jokowi dan para pemujanya juga gak tau ada UNICON selain UNICORN. Wkwkwkw....!!!
Sedangkan Jokowi menyebutnya "yu-ni-kon". Padahal, yang dimaksud "yuu-ni-kawrn". Karena bahasa Inggris Jokowo jelek, maka Prabowo pun ingin memastikan, yang dimaksud UNICON atau UNICORN?
Kubu Jokow seolah mendapatkan bahan untuk mengolok-olok pak Prabowo. Dikiranya, Prabowo tidak paham apa itu Unicorn. Padahal, justru Jokowi yang tidak fasih mengucapkan "Unicorn". Jadi, siapa yang bodoh? Jokowi dan pendukungnya!
Beda UNICON & UNICORN
Unicon adalah bahasa pemrograman yang dirancang oleh Clint Jeffery dengan bantuan Shamim Mohamed, Jafar al-Gharaibeh, Robert Parlett, etc.Sedangkan Unicorn itu adalah makhluk mitologi yang menyerupai kuda yang mempunyai tanduk tunggal di tengah kepalanya.
Dalam konteks debat kemarin, maksud Unicorn adalah sebuah perusahaan start-up yang usianya kurang dari 10 tahun, namun valuation-nya oleh investor atau publik sudah melebihi $ 1 milyar (atau Rp 14 trilyun).
Jadi, kalau dikatakan Prabowo itu tidak tahu apa Unicorn, maka itu keterlaluan sekali, karena beliau itu dari SD s/d SMA sekolah di luar negeri terus di mana telinganya terbiasa dengan mendengar pronounciation yang benar.
Ayahandanya Prabowo adalah doktor ilmu ekonomi lulusan Nederlandse Economise Hogeschool, Rotterdam, tahun 1943, dengan disertasi berjudul "Het Volkscredietwezen in de Depressie".
Yang tidak paham IT --dan bisanya cuma belanja menghabiskan uang di online shops (olshop), namun have no idea tentang bagaimana hakikatnya cara kerja olshop itu, pasti akan ikut-ikutan mentertawakan Prabowo seperti pendukung petahana di TKP, karena beliau mengatakan Unicorn ini akan menjadi peluang keluarnya uang Indonesia ke luar negeri.
Maka jawaban pak PS: "Silahkan anda tertawa, tapi ini masalah bangsa!" itu sudah sangat tepat.
Mengapa?
Let's see... !!! Lazada itu milik siapa mayoritas sahamnya? Tokopedia itu milik siapa mayoritas sahamnya? OLX itu milik siapa?
Ketahui ya, investasi saham besar untuk dunia eCommerce di Indonesia mayoritas dilakukan oleh asing, terutama Mr Jack Ma dari RRC.
Shoppee, Blibli, Lazada, JD, OLX, dan Tokopedia itu milik asing dan aseng! Hanya Bukalapak yang pendiri dan CEO-nya Asli Orang Indonesia, pribumi, dan nasionalis!
Begitu juga berbagai jenis layanan aplikasi berbayar, hampir semua mayoritas sahamnya dimiliki oleh asing. Memang hosting web itu kebanyakan adalah lokal, seperti: IDWEBHOST, RUMAHWEB, etc… tetapi mereka juga membeli cloudspace dari luar negeri, seperti dari Singapura, US, dll...
CEO Startup Unicorn Indonesia. |
Belum lagi jika sudah dicodingkan CMS kemudian jadi sebuah olshop berbasis web, didukung dengan aplikasi mobile, dan… voilĂ …! Tetiba saja perusahaan olshop tersebut sudah dilirik oleh investor luar negeri, dibeli, dan tentunya keuntungannya yang pasti akan mereka bawa ke negeri asalnya?
Ingat, di Bali beberapa waktu lalu, ada wisatawan RRC yang berbelanja dengan WeChat Pay. Keuntungannya pasti akan lari ke China. Itu belum taken into consideration broker perusahaan pariwisata RRC yang licik / curang.
So kalau Lazada sahamnya terbesar dimiliki Alibaba, yang punya Mr Jack Ma, belum yang lain juga dimiliki oleh orang asing, maka sangat-sangat jelas perkataan pak PS itu adalah amat kuat dasarnya!
Intinya, pengembangan startup Unicorn untuk bisnis online, harus diawasi dengan cermat, karena kalau salah-salah, tahu-tahu ada akuisisi oleh investor asing yang ujung-ujungnya akan merugikan orang Indonesia!
Dikutip detik.com, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menjelaskan alasan sang capres bertanya-tanya soal istilah unicorn yang dilontarkan capres Joko Widodo (Jokowi) dalam debat kedua.
BPN balas menuding pelafalan Jokowi tak jelas.
"Pak Prabowo ingin memastikan unicon apa unicorn," ujar Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria, kepada wartawan, Senin (18/2/2019).
Riza mengatakan, Prabowo bingung dengan pernyataan Jokowi soal unicorn. Sebab, kata dia, pelafalan unicorn oleh Jokowi hampir mirip dengan unicon.
"Nggak jelas itu pertanyaan. Pak Jokowi lupa, Pak Prabowo itu pinter Bahasa Inggris, Jerman, Prancis. Sementara Pak Jokowi bahasa Inggris aja masih belepotan," katanya.
"Pak Jokowi nggak clear nyebutnya," imbuh Riza.
Ketua DPP Partai Gerindra itu pun menegaskan bahwa sang ketum sangat memahami persoalan unicorn. Apalagi, seminggu sebelum debat Prabowo bertemu dengan para pelaku unicorn.
Dalam istilah startup atau perusahaan rintisan, unicorn adalah startup yang valuasinya lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Saat ini, ada 4 startup unicorn yang dimiliki Indonesia dan sering disebut-sebut Jokowi, yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka.
"Jadi Pak Prabowo menguasai unicorn. Makanya ketika dibahas unicorn salah satu tanggapan Pak Prabowo jangan buru-buru dikenakan pajak. Karena kan ini bisnis baru berkembang. Jangan semua serba dipajakin. Ini Pak Prabowo mengerti betul. Justru Pak Prabowo mengerti betul yang substansi," tuturnya.
Jadi, jelas ya, Pabowo Bukan Tak Paham Unicorn, Tapi Jokowi yang Salah Ucap. Jangan-jangan, Jokowi dan para pemujanya juga gak tau ada UNICON selain UNICORN. Wkwkwkw....!!!
Post a Comment